Angular Material adalah gabungan dari Framework Javascript dan Framework CSS, yaitu Angular (JS) dan Material (CSS), yang sudah di bentuk sedemikian rupa agar penggunaan kode CSS dirubah sedemikian rupa dengan angular untuk mempermudah dalam membangun website.
Angular Material membawa library-library plugin yang dibutuhkan dari Material seperti Slider, Touch, Animation, Swipe, dll.
Kenapa kita harus berpikir untuk berpindah ke Angular Material?
Dari sekian banyak framework sampai kini kita berpikir kemungkinan bahwa angular material tidak akan cukup menandingi yang sekarang sudah populer karena sudah terbiasa. Tetapi satu hal yang bisa kita amati adalah dari seluruh konsep angular dan material desain yang didukung oleh Google ini dari 2 sisi yaitu pengguna dan developer adalah :
Sisi Pengguna
- Mengutamakan pengalaman pengguna ketika surfing internet (UX) baik itu dari segi template, tampilan, animasi, dll.
- Mengutamakan kecepatan, dimana para pengguna tidak perlu menunggu lama ketika membutuhkan sebuah konten.
Sisi Developer
- Mengutamakan easy readable developing, memudahkan kita dalam membangun sebuah website dengan mudah dibaca.
- Mengutamakan optimasi loading halaman, seperti yang kita tahu bahwa untuk membuat dynamic HTML kita perlu membutuhkan sebuah server untuk mendapatkan halaman yang kita inginkan tapi dengan angular route tersebut tidak membutuhkan waktu yang lama untuk server memproses.
Dua hal diatas merupakan beberapa sisi kemudahan ketika menggunakan angular material, tetapi ada juga beberapa poin negatif nya juga, seperti:
Sisi Pengguna
- Untuk saat ini, masih ada kendala ketika kita mereload halaman dinamis angular material akan terjadi error 404 dimana secara nyatanya halaman tersebut aslinya hanya bisa dibuka di halaman index. Dan karena ini angular material menggunakan HTML5Mode untuk mengakses API History agar ketika pengguna mereload akan menampilkan sesuai dengan URL yang ada di address bar.
Sisi Developer
- Ketika adanya penggunaan html5Mode membutuhkan file htaccess untuk menghilangkan tanda "#" agar ketika reload browser tidak mendapatkan URL seperti "/#/" yang menyebabkan error.
- Ketika htaccess tersebut dibuat untuk menghilangkan tanda "#" itu, akan ada sedikit kesulitan untuk mengintegrasikan dengan pemrograman server seperti PHP untuk mengakses data dari MySQL.
- Ketika PHP Native merupakan ketidaknyamanan dalam pembuatannya REST API merupakan sebuah jembatan untuk menghubungkan data dari server ke halaman dengan fungsi yang sudah disediakan oleh Angular, akan tetapi REST API adalah sesuatu yang sangat susah untuk di maintenance ketika kita membuat REST API sendiri.
Kesimpulan
Beberapa poin positif dan negatif merupakan sesuatu yang harus kita perbaiki dan mencoba untuk membuat apa yang kita buat dapat melayani pengguna dengan baik meskipun ada beberapa masalah yang membutuhkan waktu untuk memecahkannya. Jadi, bagaimana dengan Angular Material nya? Apakah kalian tertarik untuk mempelajarinya dan meluncurkan aplikasinya?
*) Kalian punya aplikasi dari Angular Material?
Komentar dibawah ini untuk saya publikasikan di artikel selanjutnya.
Masukan juga nama aplikasi, url, dan nama pembuat(diperbolehkan alias).
0 Komentar
Ketika kalian berkomentar diharapkan menggunakan akun Gmail agar mendapatkan notifikasi balasan komentar secara langsung.